Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Palembang Tegaskan Peran Guru sebagai Penentu Kualitas Ekosistem Demokrasi

Yusnar selaku Koordiv SDMOD bersama Efan Yutawan selaku Koordiv PPDatin berdiskusi di Kantor Bawaslu Kota Palembang pada Selasa (25/11) dalam rangka menyampaikan apresiasi Hari Guru Nasional 2025.

Yusnar selaku Koordiv SDMOD bersama Efan Yutawan selaku Koordiv PPDatin berdiskusi di Kantor Bawaslu Kota Palembang pada Selasa (25/11/2025) dalam rangka menyampaikan apresiasi Hari Guru Nasional 2025.

Palembang, BWSPLG — Koordinator Divisi SDM, Organisasi dan Diklat (SDMOD) Yusnar menekankan bahwa momentum Hari Guru Nasional bukan sekadar penghormatan, melainkan pengingat akan pentingnya peran pendidik dalam membentuk karakter bangsa. Ia menilai bahwa fondasi perilaku warga negara dalam ruang publik ditentukan oleh teladan, disiplin berpikir, dan kepekaan moral yang diasah sejak ruang kelas. “Setiap nilai yang ditanamkan oleh para pengajar pada akhirnya memengaruhi cara seseorang memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari kehidupan bernegara. Di situlah akar kualitas proses pemilihan yang sehat terbentuk,” ujar Yusnar di kantor Bawaslu Palembang Selasa (25/11/2025).

Ia menyampaikan bahwa berbagai tantangan kebangsaan yang muncul dalam kontestasi politik berawal dari lemahnya kemampuan menilai fakta, rendahnya keberanian moral, serta hilangnya kebiasaan berpikir runtut. Menurutnya, penguatan karakter dan kecakapan analitis merupakan benteng utama menghadapi dinamika sosial dan politik yang terus berubah.

Dalam kesempatan berbeda, Efan Yutawan, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data dan Informasi (PPDatin) menyoroti pentingnya ketahanan literasi di tengah derasnya arus pesan digital. Ia menyebut bahwa pemahaman terhadap informasi tidak hanya menuntut kemampuan teknis, tetapi juga kebiasaan menimbang isi pesan secara kritis.
“Guru berada pada posisi strategis untuk menanamkan kebiasaan menelaah pesan secara jernih. Kebiasaan itu menjadi modal utama masyarakat agar tidak mudah terbawa arus provokasi yang dapat merusak persepsi publik terhadap penyelenggaraan pemilihan,” jelas Efan.

Efan menambahkan bahwa warga yang terbiasa berpikir terstruktur akan lebih siap berpartisipasi dalam pengawasan publik. Mereka tidak mudah diarahkan secara emosional, lebih objektif dalam melihat situasi, dan mampu memberi kontribusi yang konstruktif bagi proses sosial politik.

Bawaslu Palembang memandang filosofi Ki Hajar Dewantara sebagai kerangka etik yang relevan untuk menggambarkan peran pendidik pada abad ini. Teladan di depan, dorongan semangat di tengah, dan dukungan yang membangun kemandirian siswa merupakan tiga pilar yang memengaruhi tumbuhnya generasi berdaya. Ketiga prinsip tersebut selaras dengan gagasan partisipasi publik yang mengedepankan tanggung jawab bersama dalam menjaga keberlangsungan kehidupan bernegara.

Dalam peringatan Hari Guru Nasional 2025, Bawaslu Kota Palembang mengajak seluruh elemen masyarakat memperkuat kerja sama antara dunia pendidikan dan institusi publik. Kualitas penyelenggaraan pemilihan tidak hanya ditentukan oleh aspek teknis, tetapi juga oleh kecakapan warga yang mampu membaca situasi dengan jernih, mengambil keputusan secara matang, dan memahami konsekuensi dari setiap tindakan. Pendidikan menjadi titik awal dari seluruh proses itu.

Dipublikasikan oleh:
Zainal Prima Putra, Subbagian Humas
Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Palembang
[www.palembang.bawaslu.go.id]

Penulis : Zainal Prima Putra

Foto : Zainal Prima Putra

Editor : A. Fajri Hidayat