Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Kota Palembang Ingatkan Publik Waspada Hoaks Pemilu Lewat 7 Prinsip Literasi Digital

Ilustrasi kampanye edukatif Bawaslu Kota Palembang bertajuk “Hadapi Hoaks dengan 7 Jurus Faktual”. Menampilkan visual tiga petugas Bawaslu yang memegang gawai bertuliskan “FAKTA” sebagai simbol ketegasan dalam melawan hoaks. Latar dipenuhi simbol media sosial dan kata “HOAKS” untuk menggambarkan tantangan arus informasi digital yang perlu disaring dengan literasi kritis.

Ilustrasi kampanye edukatif Bawaslu Kota Palembang bertajuk “Hadapi Hoaks dengan 7 Jurus Faktual”. Menampilkan visual tiga petugas Bawaslu yang memegang gawai bertuliskan “FAKTA” sebagai simbol ketegasan dalam melawan hoaks. Latar dipenuhi simbol media sosial dan kata “HOAKS” untuk menggambarkan tantangan arus informasi digital yang perlu disaring dengan literasi kritis.

Palembang, BWSPLG — Dalam upaya memperkuat ketahanan demokrasi dari ancaman informasi menyesatkan, Bawaslu Kota Palembang mengedukasi masyarakat dengan “7 Jurus Faktual”, sebuah panduan literasi digital yang mengajak publik lebih cermat dalam menyikapi informasi seputar kepemiluan.

Meski Pemilu 2024 telah usai, dinamika informasi politik dan kontestasi masih berlanjut di ruang digital. Ketua Bawaslu Kota Palembang, Khairil Anwar Simatupang, pada Senin (9/6) menyampaikan bahwa peningkatan literasi informasi merupakan langkah strategis jangka panjang dalam menciptakan pemilu yang bersih dan berintegritas.

“Hoaks bukan hanya soal informasi keliru, tapi bisa menjadi alat disinformasi yang merusak kepercayaan publik terhadap proses demokrasi. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk tidak hanya menerima informasi, tetapi juga mampu memverifikasi dan memahami konteksnya,” tegas Khairil.

Tujuh prinsip yang dikampanyekan meliputi:

  1. Fokus pada emosi – Mengenali muatan emosi berlebihan dalam sebuah informasi.

  2. Amati menyeluruh – Tidak berhenti di judul, tetapi memahami isi secara utuh.

  3. Cek kredibilitas sumber – Mengandalkan kanal resmi dan terpercaya.

  4. Gunakan akal sehat – Menganalisis logika dan kemungkinan informasi.

  5. Ungkap fakta – Mencari klarifikasi di kanal verifikasi atau lembaga resmi.

  6. Waspadai penyebar – Tidak turut menyebarkan konten yang meragukan.

  7. Luruskan informasi – Menyebarkan versi yang benar secara aktif.

Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas, Muslim, menambahkan bahwa pendekatan edukatif ini sengaja dikemas secara visual dan ringkas agar mudah dipahami oleh segmen muda dan pengguna aktif media sosial.

“Kami ingin pesan-pesan pengawasan dan literasi kepemiluan tak berhenti di ruang kantor. Harus masuk ke ruang-ruang digital warga, tempat di mana persepsi publik dibentuk setiap hari,” ujarnya.

Sebagai bagian dari upaya pencegahan jangka panjang, Bawaslu Kota Palembang terus mendorong masyarakat untuk menjadi pemilih yang tidak hanya aktif, tapi juga cerdas secara informasi. Literasi digital yang kuat adalah fondasi demokrasi yang sehat.

Dipublikasikan oleh:
Zainal Prima Putra, Subbagian Humas
Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Palembang
[www.palembang.bawaslu.go.id]